Pada tahun 2025, proyeksi ekonomi global menghadapi tantangan signifikan akibat ketegangan perdagangan internasional dan kebijakan proteksionis yang meningkat. Baik Dana Moneter Internasional (IMF) maupun Bank Dunia telah menyesuaikan proyeksi pertumbuhan global mereka, mencerminkan dampak dari kebijakan perdagangan yang berubah dan ketidakpastian ekonomi yang tinggi.
Proyeksi Pertumbuhan Global 2025
IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,3% pada tahun 2025, sedikit lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya sebesar 3,2%. Namun, proyeksi ini masih di bawah rata-rata historis 3,7% dari tahun 2000 hingga 2019. IMF mencatat bahwa meskipun ada tanda-tanda perbaikan kondisi keuangan dan penurunan inflasi, ketegangan perdagangan tetap menjadi risiko signifikan yang membayangi prospek ekonomi global .AP News+1IMF+1IMF
Sementara itu, Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan globalnya menjadi 2,3% pada tahun 2025, dari sebelumnya 2,7%. Penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya ketegangan perdagangan dan kebijakan tarif yang diterapkan oleh Amerika Serikat, yang mempengaruhi hampir 70% negara di dunia, termasuk China dan negara-negara Eropa. Bank Dunia memperingatkan bahwa tanpa koreksi kebijakan yang cepat, standar hidup global dapat terancam .News.com.au+1Al Jazeera+1
Kebijakan Makroekonomi yang Ditekankan
IMF menekankan pentingnya kebijakan fiskal yang berkelanjutan dan independensi bank sentral dalam menjaga stabilitas ekonomi. IMF juga mengingatkan bahwa tarif, seperti yang diterapkan oleh AS di bawah Presiden Donald Trump, dapat merugikan permintaan global, meningkatkan inflasi, dan tidak banyak membantu mengoreksi ketidakseimbangan ekonomi. Sebagai gantinya, IMF mendorong negara-negara untuk mengatasi masalah domestik mereka: China harus meningkatkan konsumsi, Eropa harus meningkatkan belanja infrastruktur, dan AS harus mengurangi defisit fiskal .Reuters
Bank Dunia, dalam laporannya, menyoroti pentingnya “pembelanjaan cerdas” untuk pertumbuhan yang berkelanjutan. Ini mencakup pengalokasian sumber daya secara efisien ke sektor-sektor seperti pendidikan, infrastruktur, dan energi hijau untuk mendorong produktivitas jangka panjang. Bank Dunia juga menekankan bahwa pertumbuhan yang berkelanjutan akan bergantung pada reformasi ekonomi yang berkelanjutan untuk mengurangi ketergantungan pada hidrokarbon dan mengelola kerentanannya terhadap fluktuasi harga energi global .The Times of India
Risiko dan Tantangan Ke Depan
Kedua lembaga internasional memperingatkan bahwa ketegangan perdagangan yang meningkat dan kebijakan proteksionis dapat memperburuk ketidakseimbangan ekonomi global. IMF mencatat bahwa ketidakseimbangan akun berjalan global melebar secara signifikan pada tahun 2024, membalikkan tren penyempitan sebelumnya sejak krisis keuangan 2008-2009. IMF juga menyoroti meningkatnya ketegangan geopolitik, potensi gangguan terhadap sistem moneter internasional, dan pergeseran dari dominasi dolar AS sebagai risiko yang berkembang bagi stabilitas keuangan global .Reuters
Kesimpulan
Tahun 2025 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi ekonomi global. Meskipun ada tanda-tanda pemulihan, ketegangan perdagangan dan kebijakan proteksionis tetap menjadi hambatan utama. IMF dan Bank Dunia menekankan pentingnya kebijakan fiskal yang berkelanjutan, independensi bank sentral, dan reformasi struktural untuk mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. Kebijakan yang tepat dapat membantu mengatasi tantangan ini dan memitigasi dampak negatif dari ketegangan perdagangan global.