Integrasi moda transportasi—menghubungkan kereta, bus, angkutan perkotaan, hingga layanan last-mile seperti shuttle dan ojek online—menjadi tulang punggung mobilitas modern. Ekspansi sistem terpadu ini bertujuan meningkatkan konektivitas, menurunkan kemacetan, dan mendukung pola mobilitas ramah lingkungan di pusat kota maupun antarpulau.
1. Kerangka Kebijakan dan Rencana Strategis
-
Rencana Induk Transportasi Nasional (RITN)
Menetapkan target integrasi 20 koridor multimoda utama pada 2025, meliputi ketersediaan halte bus terintegrasi stasiun kereta api dan pelabuhan . -
Peraturan Menteri Perhubungan
Mengatur standar interoperabilitas tiket elektronik, jam operasional terkoordinasi, serta penataan trayek feeder agar sinkron dengan transportasi massal utama.
2. Pengembangan Infrastruktur Kritis
-
Transit Oriented Development (TOD)
-
Pembangunan kawasan komersial dan hunian di sekitar stasiun KA, LRT, dan BRT untuk mendorong penggunaan transportasi publik.
-
-
Hub Logistik dan Penumpang
-
Modernisasi terminal bus terpadu (TBS) dan bandara kecil untuk melayani antarmoda bus-kereta dan koneksi udara.
-
-
Koridor Bus Rapid Transit (BRT) dan Light Rail Transit (LRT)
-
Penambahan jalur BRT di 5 kota besar, serta perluasan lintasan LRT Jabodebek dan Palembang untuk menjangkau pinggiran kota .
-
3. Sistem Pembayaran dan Informasi Terpadu
-
One-Card Payment
Kartu elektronik tunggal yang berlaku untuk kereta, bus, MRT, LRT, dan layanan paratransit—mempermudah transfer antarmoda tanpa antrian berulang. -
Aplikasi Mobilitas Terpadu
Platform real-time yang menampilkan jadwal, rute optimal, harga tiket, dan informasi keterlambatan untuk seluruh moda publik dan opsi last-mile.
4. Kolaborasi Pemerintah dan Swasta
-
Skema Public–Private Partnership (PPP)
Investasi pembangunan TOD dan operator BRT oleh konsorsium swasta dengan jaminan pengelolaan selama 20 tahun. -
Kemitraan dengan Platform Ride-Sharing
Integrasi layanan ojek dan taksi online sebagai feeder resmi ke halte/stasiun dengan tarif subsisi untuk rute padat.
5. Tantangan dan Solusi
Tantangan | Solusi |
---|---|
Fragmentasi Operator | Pembentukan badan pengelola moda terpadu di tiap kota |
Pendanaan Besar | Penerbitan green bond transportasi dan sovereign sukuk |
Perubahan Kebiasaan Pengguna | Kampanye “Park and Ride” dan insentif tarif off-peak |
Integrasi Data & TI | Standarisasi API dan protokol data antar-operator |
Kesimpulan
Ekspansi moda transportasi terpadu memerlukan sinergi kebijakan, investasi infrastruktur, teknologi pembayaran, serta kolaborasi multisektor. Dengan memperkuat TOD, memperluas jaringan BRT/LRT, dan menerapkan sistem tiket serta informasi terpadu, Indonesia dapat mencapai mobilitas yang lebih efisien, inklusif, dan ramah lingkungan—mewujudkan visi transportasi masa depan yang terhubung tanpa batas.