Anssumane “Ansu” Fati Vieira adalah nama yang sempat menggema di dunia sepak bola saat ia tampil mencengangkan bersama FC Barcelona di usia remaja. Dengan teknik luar biasa, kecepatan, dan kemampuan mencetak gol, ia sempat disebut sebagai pewaris sah nomor punggung 10 milik Lionel Messi. Namun perjalanan karier Ansu tak semulus ekspektasi. Serangkaian cedera parah menguji mental dan masa depannya sebagai pemain bintang.
Awal yang Menggebrak: Debut Fenomenal di Usia 16 Tahun
Lahir di Guinea-Bissau pada 31 Oktober 2002, Ansu Fati pindah ke Spanyol sejak usia 6 tahun. Ia bergabung dengan akademi La Masia milik FC Barcelona dan dengan cepat menonjol berkat kecepatan dan naluri mencetak gol.
Pada 25 Agustus 2019, di usia 16 tahun 298 hari, ia mencetak gol untuk tim utama Barcelona, menjadikannya pencetak gol termuda kedua dalam sejarah klub. Tak butuh waktu lama sebelum ia:
-
Mencetak gol di Liga Champions dan menjadi pencetak gol termuda kompetisi tersebut saat melawan Inter Milan.
-
Menjadi pemain termuda yang mencetak gol dan assist dalam satu laga La Liga.
-
Diangkat sebagai wajah baru Barcelona pasca-kepergian Messi, bahkan dipercaya mengenakan nomor 10.
Cedera: Musuh Besar Perkembangan Kariernya
Sayangnya, karier Fati mulai terhambat oleh serangkaian cedera serius:
-
Pada November 2020, ia mengalami cedera meniskus lutut kiri yang memaksanya absen selama lebih dari 9 bulan.
-
Setelah kembali, ia mengalami masalah otot berulang, yang membuatnya bolak-balik ruang perawatan.
-
Akibatnya, menit bermainnya terbatas dan performa menurun, meskipun semangat serta dukungan klub tetap kuat.
Cedera ini membuat banyak pengamat mempertanyakan apakah Fati masih bisa kembali ke performa terbaiknya.
Peminjaman ke Brighton (2023–2024): Mencari Ritme Kembali
Untuk mendapatkan menit bermain reguler, Barcelona memutuskan meminjamkan Ansu ke Brighton & Hove Albion di Premier League selama musim 2023–2024.
-
Meski tidak selalu jadi starter, ia menunjukkan kilasan potensinya dengan beberapa gol dan assist penting.
-
Pengalaman bermain di liga yang lebih keras secara fisik ini membantu membentuk karakter dan daya tahan mentalnya.
-
Brighton memberikan suasana tanpa tekanan tinggi, yang memungkinkan Fati membangun kepercayaan diri.
Kembali ke Barcelona: Harapan Baru di Era Baru
Pada pertengahan 2024, Fati kembali ke Barcelona di tengah era transisi klub di bawah manajer baru. Ia tetap masuk dalam rencana jangka panjang klub, tetapi harus bersaing ketat dengan pemain muda lain seperti Lamine Yamal dan Ferran Torres.
Beberapa hal yang menjadi fokus perbaikan:
-
Kebugaran dan kebiasaan latihan untuk mencegah cedera berulang
-
Adaptasi dengan sistem permainan baru
-
Fokus pada eksplosivitas dan efisiensi dalam bermain
Fati sendiri mengaku ingin “membuktikan bahwa saya belum selesai,” menunjukkan tekad besar untuk kembali ke puncak performa.
Gaya Bermain dan Potensi
Ansu Fati dikenal sebagai:
-
Winger kiri eksplosif yang juga bisa bermain di kanan
-
Memiliki kecepatan, dribbling, dan tembakan akurat
-
Insting mencetak gol yang tinggi di usia muda
-
Karakter rendah hati dan haus berkembang
Banyak yang masih percaya bahwa Ansu Fati, jika bebas dari cedera, bisa menjadi bintang utama Barcelona dan Timnas Spanyol di masa depan.
Kesimpulan
Ansu Fati adalah gambaran nyata dari betapa tipisnya batas antara harapan dan tantangan dalam sepak bola profesional. Dari seorang remaja sensasional hingga pejuang cedera, perjalanannya belum berakhir. Dengan usia yang masih muda dan dukungan penuh dari klub, Fati masih punya peluang besar untuk menulis kisah kebangkitan yang menginspirasi.