Stepanakert / Yerevan / Baku, 4 Agustus 2025 — Ketegangan antara Armenia dan Azerbaijan kembali meningkat akibat eskalasi ketegangan di sepanjang perbatasan, memicu eksodus ratusan ribu warga Armenia yang terpaksa mengungsi dari Nagorno‑Karabakh dan wilayah sekitar. Diplomasi damai pun menghadapi tantangan berat meski kesepakatan draft telah dicapai pada Maret.
🔥 Ketegangan Memuncak: Dari Blokade hingga Aksi Militer
Sejak September 2023, Azerbaijan melancarkan serangan kilat ke Nagorno‑Karabakh, berhasil menguasai wilayah tersebut dan memaksa bubarnya Republik Artsakh. Akibatnya, sekitar 100.600 hingga 120.000 etnis Armenia mengungsi ke Armenia dalam waktu singkat. Sebagian besar penduduk wilayah tersebut meninggalkan rumahnya dalam kondisi darurat.WikipediaModern Diplomacy
Blokade sebelumnya pada akhir 2022 oleh Azerbaijan memperburuk pasokan pangan, energi, dan layanan publik, yang diperparah oleh tindakan militer lanjutan.WikipediaWikipediaCrisis GroupCrisis Group
📦 Krisis Pengungsi & Dampak Sosial
Hingga awal 2025, hanya sekitar 10% pengungsi dari eksodus tersebut yang menerima bantuan sosial formal seperti tunjangan pengangguran atau disabilitas. Banyak lainnya menghadapi ketidakpastian hukum dan keterbatasan akses bantuan karena tidak memiliki status resmi di Armenia.INcontext International
🤝 Negosiasi Damai: Draft Kesepakatan Sudah Disepakati
Pada 13 Maret 2025, Armenia dan Azerbaijan menyepakati naskah draft perjanjian damai yang dianggap sebagai langkah historis mengakhiri konflik hampir empat dekade. Namun, belum ada tanggal pasti penandatanganan formal.War on the Rocks+8Financial Times+8The Armenian Weekly+8
Pembahasan beberapa isu krusial—termasuk perubahan konstitusi Armenia atas permintaan Baku, serta permintaan jalur transit ke eksklaf Nakhchivan—masih menjadi batu sandungan.Financial TimesModern DiplomacyReuters
🕊️ Dialog Tingkat Tinggi tapi Tanpa Terobosan Nyata
Pertemuan langsung antara PM Armenia Nikol Pashinyan dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev pada 10 Juli 2025 di Abu Dhabi menjadi sesi perundingan paling substantif selama ini. Meski atmosfernya dinilai konstruktif dan “berorientasi hasil,” tidak ada kemajuan besar, dan tanggal penandatanganan perjanjian masih belum ditetapkan.Reuters
⚠️ Fase Tanggap Darurat: Ancaman di Zona Perbatasan
Kekerasan terbaru sepanjang zona perbatasan—terutama di provinsi Syunik di Armenia—memicu kekhawatiran eskalasi lanjutan. Laporan warga lokal menyebut tembakan malam dari pasukan Azerbaijan, sementara pemerintah Baku menuduh Armenia melakukan pelanggaran gencatan senjata.Reuters
📊 Ringkasan Situasi
Elemen | Situasi Terkini |
---|---|
Pengungsi | 100.000–120.000 warga etnis Armenia mengungsi dari Nagorno‑Karabakh |
Kesepakatan Damai | Draft kesepakatan disetujui Maret 2025; belum ditandatangani |
Hambatan utama | Isu konstitusi, koridor Nakhchivan, jaminan hukum & keamanan |
Status Diplomasi | Pertemuan pemimpin tertinggi di Libya Juli 2025 namun tanpa penandatanganan |
Ancaman Militer | Pelanggaran gencatan senjata di Syunik menambah ketidakpastian |
✅ Kesimpulan: Jalan Dampak dan Diplomasi yang Masih Panjang
Meski sudah mengantongi draf perjanjian damai, rangkaian eskalasi dan isu pengungsi yang belum tertangani membuat prospek perdamaian tetap rapuh. Konflik yang sebagian besar sudah berakhir secara militer kini memasuki fase kemanusiaan dan hukum yang sulit — sementara jalan diplomatik belum menemukan titik akhir yang konkrit.